kesepian di era digital

Punya Banyak Teman Online, Tapi Kesepian Di Era Digital? Mungkin Ini Alasannya

Notifikasi masuk nyaris tanpa jeda ke ponselku. Ada yang nge-like story, komentar di postingan, atau sekadar kirim emoji nangis ketawa di DM. Sayangnya, aku malah merasa kesepian di era digital

Di permukaan, semua terlihat ramai. Tapi entah kenapa, pas malam datang dan ponsel sudah kutaruh di samping bantal, hatiku malah terasa sepi.

Aku pernah mikir, “Apa aku kurang bersyukur ya?” Tapi, rasanya nggak nyambung dan ternyata, emang bukan itu masalahnya.

Era Digital dan Ilusi Koneksi

Di zaman sekarang, kita bisa lho terhubung ke mana saja hanya lewat satu genggaman. Mau ngobrol sama teman lama, cukup DM. Mau tahu kabar gebetan, tinggal buka saja story-nya.

Rasanya hidup nggak pernah sepi, maksudku seenggaknya di layar. Tapi ironisnya, di balik semua itu, banyak dari kita yang justru merasa makin jauh dari kehangatan yang sesungguhnya.

Koneksi ada. Banyak malah. Tapi sayangnya, kedekatan dari semua koneksi itu terasa palsu. Apa sebab semua itu?

Teman Online Banyak, Tapi Kok Masih Kosong?

Dulu aku percaya, makin banyak teman makin bahagia. Tapi sekarang, justru aku mulai sadar. Banyaknya nama di daftar kontak nggak selalu berarti ada yang benar-benar mengerti.

Iya sih. Kita memang terkoneksi 24 jam lewat media sosial, tapi kadang itu justru jebakan. Kok gitu?

Menurut artikel di Psychology Today, manusia butuh koneksi yang dalam dan bermakna. Bukan sekadar interaksi cepat dan dangkal.

Sayangnya, dunia digital justru sering mendorong kita untuk fokus pada kuantitas, bukan kualitas. Iya nggak, Bestie.

Interaksi Virtual Nggak Sama dengan Kehadiran Nyata

interaksi virtual beda dengan kehadiran nyata
interaksi virtual beda dengan kehadiran nyata

Aku masih ingat rasanya, duduk bareng sahabat lama. Ngobrol sambil makan mie rebus tengah malam. Nggak harus dikontenin pake semua filter yang bikin cakep. Apa itu typo?

Saat itu, ketawa bareng itu jauh lebih menyembuhkan daripada semua komentar lucu di postingan Instagram. Benar nggak?

Baca juga:  Sadarilah! Kamu Butuh Digital Detox Jika Alami Hal Ini!

Sementara itu, saat ngobrol di layar, kita nggak bisa benar-benar merasakan pelukan. Kita nggak bisa lihat tatapan tulus seseorang saat bilang, “Aku ngerti kok.”

Tanda-Tanda Kamu Mulai Kesepian di Era Digital

Nggak bisa kupungkiri, gaya hidup di era digital bikin kesepian sering kali datang diam-diam. Kita merasa kayak ‘terhubung’, tapi dalam hati ada ruang kosong yang makin melebar.

Mungkin kamu nggak sadar, tapi beberapa tanda ini bisa jadi sinyal kalau sebenarnya kamu mulai merasa kesepian. Yah, meskipun katakanlah aktivitas online-mu terlihat ramai dan aktif.

1. Sering Scroll Tanpa Tujuan

scroll medsos nggak jelas
scroll medsos nggak jelas

Pernah nggak sih? Kamu buka ponsel nih, tapi cuma buat scroll nggak jelas. Kamu kayak lagi pengen cari sesuatu, tapi nggak tahu nyari apaan. Eh, ujung-ujungnya kamu malah merasa lebih hampa.

Aku pernah gitu soalnya. Scroll nggak jelas yang malah bikin waktuku terbuang sia-sia. Nggak produktif.

2. Merasa Nggak Didengar Meski Sering Chat

Aku punya beberapa teman online yang cukup sering ngobrol. Tapi, entah kenapa, kadang aku tetap merasa sendirian.

Obrolannya sekilas, tanggapannya cepat, tapi terasa hampa. Kayak ngobrol dengan bot, bukan manusia.

3. FOMO Tapi Nggak Benar-Benar Pengen Ikut

Setiap buka story, ada aja yang bikin merasa tertinggal. Teman yang satu healing ke Bali, teman yang satu lagi dinner romantis, dan teman yang lain berhasil achieve target kerjaannya.

Melihat itu semua, aku pun merasa harus ikut ‘hidup’. Padahal, kadang cuma pengen rebahan dan diam. Terus gimana dong?

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Kadang, kita terlalu sibuk menyadari rasa sepinya, tapi lupa nanya ke diri sendiri. “Terus, aku bisa apa?”

Aku juga pernah ngerasa buntu kok. Mau cerita takut dikira drama, mau cuek kok makin kosong. Tapi pelan-pelan, aku mulai nemu cara kecil buat berdamai.

Baca juga:  Sehat Tanpa Ribet! Begini Cara Mengatasi Masuk Angin

Nggak langsung sembuh sih, tapi cukup ampuh kok buat bikin hati nggak sesak-sesak amat. Nah, ini beberapa hal sederhana yang bisa kita coba sama-sama.

1. Kurangi Waktu Layar, Tingkatkan Waktu Dengar

cara mengatasi kesepian di era digital
cara mengatasi kesepian di era digital

Nggak perlu langsung detox total. Tapi coba deh, pasang batasan!

Misalnya, jam 8 malam ke atas, nggak usah buka medsos lagi. Ganti waktu itu buat ngobrol beneran sama orang rumah atau baca buku yang udah lama terbengkalai.

Semacam digital detox tipis-tipislah ya.

2. Perkuat Koneksi dengan Orang Terdekat

Coba inget lagi deh! Siapa orang-orang yang dulu pernah bikin kamu ngerasa diterima?

Lalu, coba sapa mereka! Ajak ngobrol, entah itu lewat telepon atau ketemu langsung.

Percayalah! Satu obrolan hangat bisa jauh lebih menyembuhkan daripada 100 like di postingan media sosialmu.

3. Bangun Koneksi yang Autentik, Bukan Sekadar Estetik

Kadang kita terlalu sibuk merapikan feed, sampai lupa merapikan hubungan sosial.

Kenapa nggak coba jadi diri sendiri saja? Termasuk dalam chat. Tanyakan kabar temanmu dengan sungguh-sungguh! Bukan basa-basi doang hanya karena story-nya lagi sedih.

Akhirnya, Kesepian di Era Digital Itu Bukan Salah Media Sosialnya

Pada akhirnya, aku bisa bilang kalau media sosial tuh bukan musuh kok. Tapi kalau kita menggantungkan seluruh hidup dan validasi di dalamnya, yo wajar kalau kita makin merasa kosong.

Aku nulis ini bukan karena aku udah bebas dari rasa sepi. Tapi aku mulai belajar kalau hadir untuk diri sendiri itu penting.

Sesekali log out bukan berarti kita nggak peduli lho. Tapi, justru bentuk kepedulian paling tulus buat jiwa kita yang lelah.

Kalau kamu juga merasa kayak gini, tenang saja, Bestie! Kamu nggak sendiri kok.

Related Posts

17 thoughts on “Punya Banyak Teman Online, Tapi Kesepian Di Era Digital? Mungkin Ini Alasannya

  1. seiring waktu pertemanan mengerucut

    karena ternyata capek harus menahan diri pada mereka yang hanya basa basi atau ngobrol receh

    jadi teman-teman saya sekarang hanya blogger dan teman aktivis lingkungan

    hidup jadi lebih nyaman

  2. Setuju banget kak, seringkali chating di DM atau WA kesannya ketawa-tawa ngasih tanda emoticon ngakak tapi sebenernya masih ada rasa penasaran nih orang sebenernya gimana? Baru saja aku rasakan, akhirnya kami memutuskan bertemu, memang beda vibesnya, ekspresi sangat tampak dilihat membuat kita lebih bisa memahami isi hatinya saat itu

  3. Kalau ketawa bareng secara langsung itu memang beda, karena kan nyata ya di depan mata. Sedangkan lewat dumay kurang gereget. Abaikan rasa kesepian itu dengan perbanyak kegiatan di dunia nyata #SemangatCiee

  4. Saya tuh beberapa kali sampai detox sosmed yang dinonaktifkan semua ketika kehidupan di dunia nyata butuh perhatian ekstra.

    Jadi saya setuju banget, sebelum kesepiannya berlarut-larut memang Lebih baik kurangi aktivitas dan interaksi di dunia maya.

  5. Banyak ya yang seperti itu. Kelihatannya ramai di medsos tapi kesepian juga. Tak jarang fomo. Kemarin saya ketemu ibu-ibu wali murid dan ramai sekali tampaknya, Padahal baru ketemu sekali itu.
    membahas kuliner sana-sini dan videonya. Tapi saya tangkap juga nada getir. Yah, bagaimana lagi…. saya tak mau berkata, lah.

  6. Bener sihh mba, kadang bnyk orang isi waktu luang dg scroll medsos coment sana sini, mangkanya klo aku lbih bnyak waktu utk kegiatan offline sekedar ketemu temen atau olahraga bareng bisa jd tips lain

  7. Bener juga sih kemarin ini aku ketemu temen-temen asyik ngobrol & ngemil malah lupa foto-foto kita sudah nyaman ngobrol gak pedlui media sosial jadinya saat ketemu, jadi lebih berkualitas pertemuannya. Media sosial bukan musuh tapi jangan ketergantungan nanti sebentar-sebentar mantau hp ya

  8. Pernah di fase ini, saat anak makin besar, merasa sepi dan sendiri meski banyak teman di dunia maya. AKhirnya memutuskan untuk aktif di kegiatan/organisasi, biar tetap ketemu orang di dunia nyata

  9. Hai haaai aku malah salfok sama ilustrasinya yang bagus bagus, pake apa itu? Mau dong diajarin promptnya hihi…

    Nah bener ini, kita punya ratusan teman online dan grup chat, (klao kuhiting aku punya 19 ribu followers dan mungkin sekitar 100 whatsapp dengan sekitar 20 grup aktif) tapi perasaan dekat dan kemesraan batin sering hilang.

    Interaksi sosmed hanya berbentuk like atau komentar pendek, sekedarnya, menciptakan kesalahpahaman: merasa dekat tapi sebenarnya sangat jauh secara emosional 🙁 sedangkan di grup malah yang ada kalo kita ngobrol panjang lebar dikira lebay… :((( Itu sebabnya kalo ada pertemuan grup yang bukan job, aku usahakan hadir.

    Tulisan ini mengingatkan: teknologi itu bisa jadi jembatan, bukan dinding. Kita perlu menjaga koneksi emosional agar tetap sehat—not just digital.

  10. Setuju mbak,,,
    main medsos kek mata pisau
    Digunakan utk ngiris bumbu bisa jadi makanan lezat
    Digunakan untuk kejahatan yaa jadinya membunuh.

    Jadi emang pinter2 kita aja gunain medsos, untuk senang2 tapi ada batasan..
    Thx remindernya yaa

  11. kebetulan banget kemarin saya menyimak podcast harian Kompas yang sedang ngeliput tema kesepian ini

    Dari hasil obrolan mereka dan self reminder, saya ngerasa bahwa semua itu keputusan pribadi

    sering terlalu banyak orang malah bikin gak nyaman

    jadi cukup satu atau dua orang sahabat aja

  12. Bagus sekali tulisannya, membuatku jadi seperti bercermin. Iya nih, memang harus mengurangi screen time (terutama yang nggak perlu) dan kembali ke dunia nyata.

  13. I feel you ka.. :'(
    Akupun merasa demikian seakan koneksi di digital berasa semu
    Toh kmn2 pun tetap sendiri. Ingin curhat jg kaya bingung sama siapa yg bisa dipercaya sebab saat ini di era serba digital ga sedikit yg ternyata hanya sekedar formalitas dan tdk sungguh2
    Terkadang suka rindu masa2 dulu

  14. Bagi saya medsos memang sekadar hiburan sejenak. Kalau untuk menjalin hubungan memang lebih memilih direrat di dunia nyata. Enak banget sesekali log out dari medsos

  15. Saya sudah lupa rasanya bercengkrama di media sosial. Malahan lupa juga kenapa kok enggan benar sekarang, memberi atau tanya kabar. Bisa jadi pernah merasakan kesepian semacam ini saat masih rame.
    Rupanya 2 tahun lalu saat ingin menyepi, saya kebablasan menikmati.

  16. Ahahaha berasa kesindir mbaaak, karena aku jauh dari teman2 dunia nyataku dari kampung halaman. Cuma karena sejak mua ((MUDA =)) ) suka mainan dunia maya aku punya banyak temen juga yang dulu juga sering tuh kopdaran. Jadi saat pindah ke jakarta coret tu aku gk ngrasa kesepian. Cuma emang interaksi kopdar sama onlen lebih banyakan onlen. Alhamdulillah sih gak kesepian, mungkin krn aku agak intropret jadi gak terlalu suka bicara lebih suka ngetik (chat). tapi kalau ketemu rame juga kok #eaaa eaaa =))
    Saat mulai kenal komunitas blogger pun sampai sekarang aku juga suka manfaatin buat janjian ketemu kopdar, sekadar makan/ ngopi bareng, biar makin kenal.

  17. Intinya memang kita harus seimbang antara komunikasi via digital dan via nyata, jadinya balance sehingga kita gak kesepian hehe. Kalau saya biasanya tetap berkumpul di masyarakat, dan juga di lingkungan kantor. Jadi gak cuma digital terus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *